Topik, Tema, dan Kerangka Karangan

Topik dan Judul
Topik berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu hal yang akan digarap menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan masalah apa yang akan ditulis? Atau hendak menulis tentang apa?

Jika seseorang akan mengarang, ia terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik karangannya. Permasalahannya di sekitar kita yang dapat dijadikan topik karangan jumlahnya sangat banyak : putus sekolah, penggangguran, kenaikan harga, keluarga berencana, polusi, kenakalan remaja dan sebgainya

Adapun judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Mmang topik seperti arsitektur, ekonomi, hukum, komputer,listrik, manajemen, boleh saja dijadikan judul karangan, tetapi tidaklah harus sama dengan topik.

Jika topik sekaligus menjadi judul,biasanya karangannya akan bersifat umum, dan ruang lingkupnya juga sangat luas. Judul karangan sedapat-dapatnya singkat dan padat, menarik perhatian, serta menggambarkan garis besar(inti) pembahasan. Khusus untuk penulisan berita dan artikel, lebih – lebih iklan misalnya advertorial – judulnya hendaklah atrakif, sedikit bombastis, dan tentu saja harus menarik perhatian.

Contoh berikut ini adalah cara lain untuk mempersempit atau membahasi topik supaya lebih spesifik dari topik sebelunnya.
1. Menurut Tempat :negara tertentu lebih khusus daripada dunia; Jakarta lebih terbatas daripada pulau Jawa. Topik “Pulau Jawa sebelum Indonesia Merdeka” dapat dipersempit lagi menjadi “Jakarta Sebelum Indonesia Merdeka”.

2. Menurut waktu/periode/zaman : “Kebudayaan Indonesia” dapat dikhususkan menjadi Seni Tari Jawa Modern”.
3. Menurut hubungan sebab-akibat : “Dekadensi moral di kalangan Muda-mudi” dapat dikhususkan menjadi “Pokok Pangkal timbulnya Krisis Moral d kalangan Muda-mudi”.
4. Menurut pembagian bidang kehidupan manusia : politik,sosial,ekonomi,kebudayaan,agama,kesenian,… dan sebagainya. Karangan tntang “Usaha – usaha Pemerintah dalam Bidang Ekonomi” dapat diperkhusus lagi menjadi”Kebijaksanaan Deregulasi di bidang Ekonomi pada Era Reformasi”.
5. Menurut aspek khusus – umum / individual – kolektif : “Pengaruh Siaran Televisi terhadap Masyarakat Jawa Timur” dapat dipersempit menjadi “Pengaruh Siaran Televisi terhadap kaum Tani di Jawa Timur”.
6. Menurut objek material dan objek formal : Objek materil ialah bahan yang dibicarakan; objek formal ialah sudut darimana bahan itu kita tinjau, misalnya “Perekonomian Indonesia(objek material) ditinjau dari Sudut Mekanisme Pasar” (Objek formal).” Kepemimpinan Ditinjau dari Sudut Pembentukkan Kader – Kader Baru”,”Keluarga Berencana Ditinjau dari Segi Agama”.

· Tema
Tema berarti pokok pemikiran. Ide atau gagasan tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan tema sebelum memulai mengarang sangatlah penting untuk pedoman menulis secara teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.

Ide yang kita tangkap setelah selesai membaca tulisan seseorang - terlepas dari kita menyetujui atau menolak pemikiran penulisnya - itulah yang disebut tema. Tema yang kita peroleh setelah selesai membaca karangan seseorang disebut tema akhir. Dalam karya ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awal untuk diketahui oleh pembimbing, dan tema itu disebut tema awal.


· Kerangka (Outline) Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi Utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara gagasan – gagasan yang ada. Melalui kerangka karangan, pengarang dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan karangannya. Dengan cara ini pengarang dapat mengadakan penyesuaian sebelum menulis ( bandingkan dengan blueprint atau cetak biru pembangunan gedung).
Kerangka karangan mengandung rencana kerja bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan yang logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide – ide utama dari ide – ide tambahan.
Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus – menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan – catatan sederhana tetapi dapat juga mendetail. Kerangka yang belum final disebut outline sementara, sedangkan kerangka yang sudah tersusun rapih dan lengkap disebut outline final.
Secara terinci kerangka karangan dapat membantu pengarang / penulis dalam hal – hal sebagai berikut :
1. Kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan karangannya dan dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai dua kali, serta mencegah pengarang keluar dari sasaran yang sudah ditetapkan.
2. Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau menempatkan klimaks yang berbeda – beda di dalam karangannya.
3. Bila kerangka karangan telah rapih disusun, berarti separuh karangan sudah “selesai” karena semua ide sudah dikumpul, dirinci dan diruntun dengan teratur. Pengarang tinggal menyusun kalimat – kalimatnya saja untuk “menyembunyikan” ide dan gagasannya.





Ø Bentuk kerangka karangan
Kerangka karangan ada 2 macam, yaitu :
1. Kerangka topik
Isi kerangka topik terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang didahului tanda – tanda yang sudah lazim untuk mnyatakan hubungan antar gagasan. Tanda baca akhir (titik) tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat lengkap.

2. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat lebih bersifat resmi dan isinya berupa kalimat lengkap. Pemakaian kalimat lengkap menunjukkan diperlukannya pemikiran yang lebih luas daripada yang dituntut dalam kerangka topik. Tanda baca titik haris dipakai pada akhir setiap kalimat yang dipakai untuk menuliskan judul bab dan subbab.

Ø Pola penyusunan kerangka karangan
Ada 2 pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu (1) pola alamiah , dan (2) pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang(tempat) dan waktu. Pola kedua dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.

0 komentar:

Posting Komentar